Mengunjungi Medan kamu akan bertemu dengan beragam komunitas dari latar belakang etnis yang berbeda. Lokasinya di sepanjang pantai timur laut Sumatra membuatnya menjadi pusat perdagangan yang sibuk di masa lalu, membawa para pemukim dari negara-negara seperti Cina dan India. Karena keragamannya, Medan juga dijuluki “Little Asia” dan memiliki banyak tempat ibadah, dari masjid dan gereja hingga kuil dan vihara.
Di antara banyak tempat ibadah di Medan, Bakpia Mutiara Jogja menyusun daftar enam tempat wisata religi yang bisa kamu kunjungi di Medan.
Masjid Raya Medan (Masjid Agung Medan)
Masjid ini awalnya dibangun pada tahun 1906 sebagai bagian dari kompleks istana Maimun. Terletak di Jl. Sisingamangaraja, dengan kapasitas 1.500 jamaah. Arsitek bangunan adalah JA Tingdeman, yang menyerahkan proyek oleh arsitek Belanda Theodoor van Erp, perancang istana Maimoon. Dirancang dengan tata letak simetris segi delapan, masjid menggabungkan unsur-unsur dari Maroko, Eropa dan Timur Tengah. Sementara itu, menaranya adalah perpaduan gaya Mesir, Iran, dan Arab.
Candi Sri Mariamman
Candi ini bukan lagi hanya tempat untuk memuja Dewi Mariamman. Ini juga merupakan tujuan wisata di mana pengunjung dapat mengamati arsitektur yang mirip dengan kuil Hindu di India Selatan dan Sri Lanka. Kuil ini juga menyimpan patung dewa Hindu, yaitu Wisnu, Ganesha, Siwa, Durga, dan Murugan.
Graha Maria Annai Velangkanni
Juga dikenal sebagai tempat suci Maria, bangunan itu diresmikan oleh seorang imam Yesuit India, Pastor James Barathapura, SJ. Kuil ini didedikasikan untuk Bunda Maria yang Terberkati, yang dikenal di India sebagai Annai Velangkanni Arokia Matha. Velangkanni berasal dari nama sebuah desa di pesisir Tamil Nadu (India Selatan) yang diyakini telah melihat penampakan Bunda Maria pada abad ke-16. Kuil ini memiliki struktur yang megah dan mengesankan dengan perpaduan arsitektur Indo-Mughal.
Vihara Gunung Timur (Gunung Timur Temple)
Terletak dekat dengan kuil Hindu Shri Mariamman dan Masjid Agung Medan, candi ini adalah representasi yang baik dari kesatuan dalam keragaman. Kuil ini, dengan nama yang berarti “gunung timur”, selalu penuh dengan jamaah selama Tahun Baru Imlek, liburan Cap Go Meh dan festival Chit Gwee Pua.
Masjid Al-Osmani (Masjid Al-Osmani)
Masjid Al-Osmani terlihat khas dengan fasad kuning dan aksen hijau. Dikatakan untuk memasukkan pengaruh dari Cina, India, Eropa dan Timur Tengah dalam desainnya, masjid ini diatapi dengan kubah segi delapan. Masjid sekarang berfungsi sebagai tempat untuk berdoa, memperingati hari-hari suci dan titik keberangkatan bagi para peziarah haji. Awalnya, pada abad ke-19, masjid digunakan oleh sultan Deli untuk bertemu tamu-tamunya.