Tamansari Water Castle Yogyakarta, dalam sejarah kerajaan jawa terutama yang berada di sekitar propinsi Yogyakarta (jogja) memang tak bisa dilepaskan dari yang namanya kerajaan mataram islam, atau yang saat ini lebih dikenal dengan keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Bercerita tentang jogja maka tak bisa dipisahkan dari keberadaan penciptaan arsitektur yang sangat bagus-bagus di sekitar keraton Jogja, selain bangunan Keraton ada bangunan yang menarik lainya, masyarakat sekitar biasa menyebutnya dengan nama Tamansari.
Tamansari sendiri merupakan sebuah komplek sistematis yang lebih banyak menonjolkan artistik pada bagian kolam dan air. Tamansari kemudian banyak disebut sebagai Istana Air (water castle) dikarenakan nilai arsitektur dan keunikan pada lekukan bangunan dan air yang terisi di dalam kolam kolam. Dalan sejarahnya disampaikan oleh beberapa orang yang menjadi guide di Istana Air Tamansari ini menyebutkan bahwa Taman ini dipergunakan oleh Raja Mataram (Jogja) untuk melakukan mandi pada saat bulan-bulan tertentu.
Terdapat pula sedikit kemistikan yang terjadi di sekitar area kolam kala itu. Ketika Raja hendak akan masuk ke Istana Air Tamansari maka disambut dengan musik gamelan yang dilagukan dari bangunan-bangunan kecil di kanan dan kiri yang berada di depan Istana Air Tamansari. Lalu ada juga upacara tertentu untuk menyambut Raja dan orang-orang yang hendak masuk ke Istana Air Tamansari.
Keunikan dan artistik dari bentuk bangunan Tamansari Water Castle Yogyakarta ini bisa menyenangkan untuk dinikmati. Cuaca yang panas tidak menjadi persoalan, apalagi ketika melihat kolam-kolam air yang terasa begitu menyegarkan dan menyejukan seolah memanggil untuk segera berendam. Namun sayangnya karena memang Istana Air Tamansari ini merupakan bangunan cagar budaya, tidak lagi diperbolehkan untuk para pengunjung turun ke kolam dan berendam. Istana Air Tamansari sangat pas untuk dijadikan alternatif tambahan ketika ingin menyusuri kota Jogja untuk melihat keindahan dan keunikan Jawa dijamannya hingga sekarang.