Kesultanan Yogyakarta menyatakan bahwa Raja Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X telah menjalin kerja sama dengan British Library di London untuk mendigitalkan kitab suci kuno Kesultanan Yogyakarta yang sebelumnya hilang pada masa pemerintahan kolonial.
“Saat ini, ada 75 manuskrip tua yang telah dikembalikan oleh Perpustakaan Inggris kepada Kesultanan dalam bentuk digital,” kata putri Hamengku Buwono X dan Kepala Divisi Kebudayaan Kesultanan Yogyakarta GKR Bendoro pada Jumat, 8 Februari 2019.
Naskah akan dikumpulkan dan diarsipkan di perpustakaan digital yang didedikasikan untuk menyimpan naskah lama agar dapat diakses oleh masyarakat umum. Bendoro mengatakan bahwa salah satu manuskrip penting yang hilang adalah manuskrip yang berisi cerita tentang kepemimpinan Hamengku Bowono I. Kemudian, manuskrip itu berhasil dilacak dan didirikan di British Library.
Namun Bendoro, tidak memberikan perincian tentang jumlah naskah lama yang saat ini sedang ditelusuri untuk dikembalikan. Bendoro menjelaskan bahwa kerja sama dengan British Library dapat menandai keberhasilan upaya yang dilakukan untuk mengambil kembali naskah-naskah lama yang tersebar di negara-negara asing seperti Belanda, Inggris, dan negara-negara lain.
Bendoro mengatakan bahwa saat ini, ada 600 manuskrip tua yang disimpan di Kesultanan Yogyakarta. Sebanyak 400 manuskrip berisi informasi tentang pemerintah, dan 200 manuskrip lainnya berisi informasi tentang seni. Bendoro menambahkan bahwa tidak semua naskah dapat diakses oleh publik. Beberapa manuskrip berisi informasi rahasia yang hanya dapat diakses oleh anggota Kesultanan.