Pemimpin cabang regional dari organisasi Muslim terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, di Nitikan, Yogyakarta kembali membuka Pasar Sore Ramadhan mulai Minggu, 5 Mei. Pasar ini terkenal dengan sebutan Jalur Gaza alias Jajanan Lauk Sayur Gubuk Ashar Zerba Ada yang menjual berbagai jenis makanan ringan atau takjil, hidangan, dan minuman untuk berbuka puasa.
Dikelola oleh organisasi, pasar yang terletak di sepanjang Jalan Sorogenen, desa Nitikan, atau lima kilometer di sebelah timur Jalan Malioboro. Sebelum pembukaan pasar, penduduk setempat mengadakan parade budaya yang dijuluki Grebeg Takjil di sepanjang jalan. Ratusan orang yang mengenakan pakaian tradisional Jawa meniru tentara Kraton membawa berbagai makanan. Menampilkan ikon takjil sebagai pengingat dan tanda bahwa Ramadhan telah tiba sehingga harus disambut dengan gembira. Takjil bukan hanya sekedar doa atau hubungan antara manusia dan Tuhan, tetapi juga menyediakan pesan budaya, seperti menciptakan harmoni di antara masyarakat karena semua orang memiliki menu yang sama di tempat yang sama terlepas dari strata sosial.
Pasar dibuka selama satu bulan penuh selama Ramadhan mulai Senin, 6 Mei. Panjang kios yang menawarkan takjil mencapai hampir 2 kilometer sebelah timur Rumah Sakit Daerah Yogyakarta (RSUD) hingga Pasar Ikan Jogja (Jalan Tegal Turi) dan sampai utara di sepanjang Jalan Nitikan Baru dan Jalan Sidikan. Pasar Ramadhan telah memasuki acara ke-11, dan antusiasme masyarakat secara bertahap meningkat. Total 300 pedagang bergabung dalam acara tahun ini, dan pada tahun 2018 saja, transaksi mencapai hingga Rp3,5 miliar selama bulan suci.