Sejumlah wilayah kawasan di Kabupaten Kulonprogo, Gunungkidul dan Bantul rawan bencana alam tanah longsor dan banjir. Untuk itu masyarakat diminta lebih peka terhadap tanda-tanda alam atau gejala-gejala di lingkungannya yang berpotensi menimbulkan bencana.
Wilayah rawan longsor tersebut terdapat di Perbukitan Menoreh di Kabupaten Kulonprogo yang meliputi Kecamatan Kalibawang, Girimulyo, Samigaluh dan Kokap. Sedangkan di Kabupaten Gunungkidul wilayah rawan longsor dan banjir yaitu Kecamatan Gedangsari, Patuk, Semin, Ngawen dan sekitarnya. Sementara wilayah rawan banjir di Kabupaten Bantul antara lain di wilayah Imogiri. Kepala BPBD Jogja mengungkapkan, di lokasi itu masyarakat sudah jauh-jauh diberikan edukasi untuk mitigasi bencana.
Pengawasan juga dilakukan dengan pemasangan early warning system (EWS) di sejumlah daerah rawan bencana. Tahun ini, enam EWS terpasang di kawasan perbukitan Kulonprogo dan Bantul, masing-masing tiga EWS. Pengawasan dengan metode EWS dinilai optimal karena dapat memantau kondisi terkini di suatu daerah.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan, upaya pencegahan terhadap bencana alam seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor butuh sikap proaktif dari semua pihak termasuk masyarakat. Karena kesiapsiagaan mereka (masyarakat) memiliki kontribusi penting dalam upaya pencegahan. Terlebih saat ini sudah banyak Desa Siaga Bencana yang tersebar di semua daerah di DIY. Karena masyarakat di Desa Siaga Bencana yang sudah terlatih (sudah mengikuti pelatihan), mereka diharapkan lebih siap.
Sumber berita koran KR Jogja