Di tengah perkembangan kota, pasar tradisional Surakarta bertahan dan masih berkembang sebagai tujuan wisata, kawasan konservasi bersejarah, ruang seni dan budaya, dan ruang aktivitas masyarakat. Jika kamu merencanakan perjalanan ke kota ini, berikut adalah beberapa pasar tradisional yang bisa kamu kunjungi sambil menjelajahi sudut-sudut Surakarta.
Pasar Klewer
Terletak strategis di antara Istana Kasunanan Surakarta dan Masjid Agung Surakarta, Pasar Klewer telah menjadi pusat perbelanjaan sejak tahun 1940-an. Pasar ini terus menarik banyak orang selama beberapa dekade, mengubahnya menjadi pusat produk tekstil terbesar di Jawa Tengah. Batik adalah komoditas utama yang diperdagangkan di Pasar Klewer, di mana tersedia tiga pilihan produk: batik tulis, batik cetak dan tekstil dengan motif batik. Desa Kauman yang terletak di seberang pasar adalah pusat produksi batik yang juga patut dikunjungi karena wisatawan dapat melihat proses pembuatan batik.
Pasar kerajinan Alun-Alun Utara
Pasar kerajinan terletak dekat dengan Pasar Klewer, di sepanjang sisi barat dan timur Alun-Alun Utara Keraton Surakarta. Bagian barat pasar menjual berbagai produk batik, aksesoris dan buku bekas. Sementara itu, bagian timur menawarkan perhiasan batu, kacamata, dan keris. Pasar kerajinan menjadi pusat oleh-oleh dan tempat parkir berkat lokasinya yang luas dan strategis. Dari sini, pengunjung dapat dengan mudah mencapai tujuan lain, seperti Benteng Vastenburg, kompleks Istana Kasunanan Surakarta, desa batik Kauman, serta pusat perbelanjaan modern Beteng Trade Center (BTC) dan Pusat Grosir Solo. (PGS).
Pasar Gede
Pasar Gede Hardjonagoro adalah bangunan bersejarah dari era Sri Susuhunan Pakubuwono X dari Istana Kasunanan Surakarta, yang dibangun pada tahun 1927 oleh arsitek Belanda Thomas Karsten. Pasar ini berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo di Sudiroprajan di tepi Sungai Pepe, yang selama pengembangan Pasar Gede masih merupakan jalur perdagangan dari Sungai Bengawan Solo.
Selain menjual bahan makanan sebagai komoditas utama, Pasar Gede juga dikenal sebagai pusat kuliner untuk berbagai masakan tradisional Surakarta. Timlo dan soto adalah menu utama Pasar Gede. Menu dan makanan ringan yang menyertainya termasuk dawet, gethuk lenjongan, brambang asem, cakwe dan tahok. Pasar Gede juga berfungsi sebagai ruang seni dan budaya, setiap tahun menggelar Grebeg Sudiro untuk merayakan Imlek (Tahun Baru Cina), yang disajikan dengan memadukan budaya Jawa dan Cina.
Pasar Triwindu
Pasar Triwindu terletak tepat di seberang Istana Mangkunegaran, khususnya di Jl. Diponegara, Keprabon. Pasar ini dibangun pada tahun 1936 pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara VII. Ia menjual benda-benda seni, barang antik, dan barang antik yang direproduksi. Menjelajahi koridor Pasar Triwindu seperti berjalan di sepanjang lorong sebuah museum, dengan berbagai koleksi mulai dari barang-barang antik yang unik seperti keramik Cina, gramofon, penggiling kopi, unit radio kuno dan barang-barang dapur kuno. Pasar juga menjual berbagai produk kerajinan tradisional seperti topeng Panji, boneka, lukisan kaca dan patung Loro Blonyo.
Pasar Kabangan
Pasar Kabangan terletak di Jl. Rajiman, Sondakan, tidak jauh dari desa batik Laweyan. Pasar ini adalah satu-satunya yang menjual berbagai produk daur ulang dengan harga yang relatif rendah, mulai dari Rp 20.000 untuk peralatan memasak hingga ratusan ribu rupiah untuk barang yang lebih besar, seperti tangki air atau kubah masjid.
Jadi, sudah menagendakan ke Surakarta? Jangan lupa membawa Bakpia Mutiara sebagai cemilan atau oleh-oleh untuk orang tersayang ya.. 🙂