Kabupaten Kepulauan Seribu sering dipandang sebagai tujuan wisata yang nyaman pada masa transisi pembatasan sosial skala besar (PSBB).
Terletak tidak jauh dari Jakarta, kabupaten ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Bidadari, Kelor, Cipir, Onrust, dan Pramuka. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kepulauan Seribu, Puji Astuti, mengatakan pada Agustus lalu bahwa semua pulau telah dibuka kembali untuk pengunjung.
Kabupaten ini bisa dijangkau dari beberapa titik di Jakarta Utara, antara lain dermaga Marina Ancol dan pelabuhan Kali Adem. Wisatawan wajib mematuhi protokol kesehatan, seperti dengan menjalani pemeriksaan suhu, membawa surat keterangan medis dan menjaga kebersihan, hingga menyeberang ke pulau-pulau tersebut.
Biaya jasa transportasi air akan tergantung pada pulau mana yang akan dikunjungi, dan waktu terbaik untuk melakukan perjalanan adalah dari Mei hingga September.
Harga dari Marina biasanya lebih tinggi, tapi itu sama dengan kenyamanan dan waktu tempuh yang lebih singkat. Untuk pemesanan speedboat dari Marina ke Pulau Bidadari misalnya, biayanya sekitar Rp 400.000 atau Rp 500.000. Setiap speedboat dapat memuat 16 hingga 20 orang dan perjalanan akan memakan waktu sekitar 20 menit.
Pemberhentian pertama tur ini adalah Pulau Bidadari seluas 6 hektar, yang menampilkan kawasan resor dan situs bersejarah yang dipenuhi dengan meriam tua dan reruntuhan benteng. Pengunjung membutuhkan waktu sekitar 30 menit atau satu jam untuk menjelajahi seluruh area.
Tujuan berikutnya adalah pulau kecil tanpa hambatan di Cipir, Onrust, dan Kelor. Mereka sering dimasukkan dalam rencana perjalanan satu hari oleh penyelenggara tur karena lokasinya berdekatan. Dapat dicapai hanya dalam waktu 15 menit dari Pulau Bidadari, Cipir dijadikan tempat karantina oleh Belanda pada awal tahun 1900-an, ketika Batavia dilanda kolera. Pulau kecil ini memiliki museum dan reruntuhan bangunan tua.
Kelor lebih kecil dari Cipir dan sebelumnya digunakan untuk sistem pertahanan laut Batavia. Wisatawan bisa mengunjungi reruntuhan benteng Martello di pulau kecil.
Seperti Cipir, Onrust juga berfungsi sebagai situs karantina di masa lalu. Pulau kecil tersebut dikatakan telah menjadi rumah bagi salah satu galangan kapal terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-17 dan ke-18.
Dari Onrust, lanjutkan perjalanan ke Pulau Pramuka. Pulau Pramuka memiliki spot untuk melihat matahari terbit dan terbenam, diving dan snorkeling. Dulu pulau ini tidak berpenghuni dan dikenal dengan nama Pulau Elang. Sebagian besar penduduknya berasal dari pulau tetangga Panggang dan sekarang bekerja sebagai nelayan, pemandu, pegawai negeri atau guru.
Pengunjung dapat menjelajahi seluruh bagian pulau dalam waktu kurang dari satu jam dengan sepeda. Ini juga memiliki tempat untuk melihat matahari terbit dan terbenam, menyelam dan snorkeling. Mereka yang berwisata ke Pulau Pramuka bisa menginap di rumah warga. Semua homestay sudah disemprot disinfektan sebelum tamu datang dan setelah berangkat.
Pada akhir pekan kedua bulan Juni, tepat setelah PSBB dilonggarkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi, sekitar 1.900 pemudik berbondong-bondong ke Kabupaten Kepulauan Seribu.